BIOTANI LAUT DAN KEADAAN SEKITARNYA
PESISIR GUDANG GARAM MERAH DAN MANGROVE SERDANG BERDAGAI
Dok.11/04/2015




A.    BOTANI LAUT
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.508 buah pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km (Soegiarto, 1984). Indonesia sebuah negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa (tropis) mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Terutama di Serdang Berdagai memiliki laut yang sangat banyak dengan jumlah 21  bercampur dengan pantai. Sebelum kita memasuki laut lebih dalam sebaiknya kita mengetahui pengertian laut. Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut, Contohnya laut gudang garam merah ( Dok. 11/04/2015).  Kami meneliti botani laut dengan laut gudang garam merah dan mangrope. Dalam laut gudang garam  Cuma memiliki beberapa botani yang sedikit, contohnya :
1.      Kerang yang memilki jumlah sangat sedikit dan sangat jarang ditemui dalam pesisir gudang garam merah.

2.      Tumbuhan yang dimilki oleh laut pesisir gudang garam merah Cuma satu yaitu pohon cemara ( Casuarina equisetifolia L)  yang banyak terdapat dalam pesisir itu. Dan masyarakat yang berkunjung hanya sedikit .


Sedangkan pantai mangrove sangat banyak botani didalam laut maupun diluar laut, contohnya :
1.      Lumitzrera Racemosa ( truntun )
Pohon kecil atau perdu, hingga tinggi 8-9 m. Pepagan cokelat kemerahan, kasar memecah memanjang. Tanpa akar napas. Ranting-ranting yang muda kemerahan atau abu-abu, kadang-kadang sedikit berambut, dan gundul ketika menua.Daun-daun berkumpul di ujung ranting, bertangkai pendek hingga 10 mm. Lembaran daun menjangat, sedikit berdaging, agak kaku; bundar telur terbalik menyempit, 2-10 × 1-2,5 cm, ujung membundar dengan sedikit lekukan.Perbungaan terletak di ketiak, panjang lk. 2–7 cm. Bunga-bunga duduk, berkelamin ganda, berbilangan-5; sedikit harum namun kaya akan nektar. Tabung kelopak agak gepeng memanjang, lk. 6–8 mm, hijau muda, di pangkalnya dilindungi sepasang anak daun bentuk bundar telur melebar, lk. 1,5 mm; taju kelopak melebar, tinggi lk. 1 mm, kadang-kadang dengan kelenjar di ujungnya. Taju mahkota bentuk jorong, 4 × 2 mm, putih. Benang sari 10 helai, sama atau sedikit lebih panjang daripada taju mahkota. Buah berserat dan mengayu, jorong kembung (elipsoid) agak gepeng, 10-12 × 3–4 mm.

2.      Evicennia Marina ( Api – Api )
      Api-api adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Avicennia, suku Acanthaceae. Api-api biasa tumbuh di tepi atau dekat laut sebagai bagian dari komunitas hutan bakau. Nama Avicennia dilekatkan pada genus ini untuk menghormati Ibnu Sina, di dunia barat terkenal sebagai Avicenna, salah seorang pakar dan perintis kedokteran modern dari Persia. Sebagai warga komunitas mangrove, api-api memiliki beberapa ciri yang merupakan bagian dari adaptasi pada lingkungan berlumpur dan bergaram. Di antaranya:
  • Akar napas serupa paku yang panjang dan rapat, muncul ke atas lumpur di sekeliling pangkal batangnya.
  • Daun-daun dengan kelenjar garam di permukaan bawahnya. Daun api-api berwarna putih di sisi bawahnya, dilapisi kristal garam. Ini adalah kelebihan garam yang dibuang oleh tumbuhan tersebut.
  • Biji api-api berkecambah tatkala buahnya belum gugur, masih melekat di rantingnya. Dengan demikian biji ini dapat segera tumbuh sebegitu terjatuh atau tersangkut di lumpur. 
3.       Xylocarpus Granatum ( Nyirih )
Pohon berukuran sedang, tinggi mencapai 22 m, dan bergaris tengah hingga 1 m, terkadang dijumpai pohon berakar banir, sering dijumpai sistem akar berupa akar napas atau permukaan akar seperti pita. Kulit batang bercelah atau bersisik. Daun majemuk menyirip genap, berseling, bentuk anak daun jorong atau bulat telur sungsang. Bunga malai tumbuh pada ketiak daun, uniseksual, daun-daun mahkota berwarna putih-krem. Buah kapsul, halus berkayu, bergaris tengah hingga 25 cm, mengandung 6 – 18 biji. Biji berbentuk persegi empat, panjang hingga 6 cm, berwarna coklat.

4.       Excoecaria Agallocha ( Buta – Buta )
Tanaman ini disebut demikian karena memiliki getah berwarna putih pekat yang diduga dapat memberikan iritasi dan buta sementara apabila getah tersebut terkena mata kita.
Buta-buta merupakan pohon meranggas yang tumbuhnya bisa mencapai 15 meter dan memiliki daun yang berwarna hijau tua yang akan berubah warna menjadi merah bata sebelum daun tersebut rontok dan jatuh ke atas substrat.
Buta-buta juga memiliki bunga berwarna kuning yang kemudian akan berubah menjadi bulat-bola-hijau dengan tiga tonjolan (lihat foto di atas).
Tanaman ini memiliki kayu yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas yang bermutu baik. Selain itu, getahnya juga dapat digunakan untuk membuat ikan menjadi pingsan sehingga memudahkan nelayan dalam menangkapnya.
Setelah mengetahui keanekaragaman dan manfaat ekosistem mangrove yang sangat besar bagi kehidupan manusia, sudah sewajarnya kita semua untuk melindungi ekosistem mangrove dan memanfaatkannya dengan bijak dan benar untuk kehidupan yang lebih baik


 5.       Hibiscus Tiliaceus ( Waru Laut )
Pohon kecil, tinggi 2–10 m. Tumbuh di pantai berpasir atau di bagian belakang dari hutan pasang yang tidak berawa. Daun bertangkai panjang, bundar telur bentuk jantung dengan tepi rata, 7–24 × 5–16 cm; seperti kulit; bertulang daun menjari, dengan kelenjar kulit kecil di antara pangkal tulang daun utama di sisi bawah daun. Daun muda bersisik coklat rapat. Bunga berdiri sendiri, di ketiak daun, naik dahulu kemudian tunduk, bertangkai panjang dan bersisik. Daun kelopak tambahan 3, amat kecil dan lekas rontok. Kelopak seperti cawan, panjang 12–14 mm, dengan gigi yang sangat kecil. Mahkota bentuk lonceng, 6–7 cm, kuning muda dan akhirnya merah, dengan noda (bercak) ungu pada pangkalnya. Bergetah kuning. Buah kotak bentuk bola pipih sampai bentuk telur lebar, diameter 2,5–4,5 cm, tidak membuka atau membuka lambat. Bijinya berambut.

6.       Bakau Hijau
Pohon besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi total 4-30 m, dengan tinggi akar mencapai 0.5–2 m atau lebih di atas lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama ekosistem hutan bakau.Daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai, 3,5-13 × 7–23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.Bunga berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm, kuning kecoklatan atau kehijauan, melengkung. Daun mahkota putih berambut atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya. Perbungaan terjadi sepanjang tahun.

7.       Kepiting Bakau
Kepiting bakau tergolong dalam family portunidae yang terdiri atas enam sub family yaitu Carcininae, Polybiinae, Caphyrinae, Podophthalminae, Cotoptrinae, dan Portunidae. Jumlah jenis kepiting yang tergolong dalam keluarga portunidae di perairan Indonesia diperkirakan lebih dari 100 spesies. Portunidae merupakan salah satu keluarga kepiting yang mempunyai pasangan kaki jalan dan pasangan kaki kelimanya berbentuk pipih atau melebar pada ruas yang terakhir (distal) dan sebagian besar hidup di laut, perairan bakau, dan perairan payau (Sulistiono, 1992).
Keenan (1998) menyatakan bahwa kepiting bakau mempunyai empat spesies antara lain Scylla serrata, Scylla transquebarica, Scylla olivaceae, dan Scylla paramamosain


B.      KEADAAN SEKITAR
Keadaan sekitar gudang garam dan mangrove ini banyak disekitar pantai itu penduduk yang menjaga pantai ada yang pendudukya sebagai nelayan, berdagang dan sebagai tempat pengelolah wisata. Aktivitas pantai diliputi oleh Banana boat, speed boat, permainan anak – anak. Dokumentasi aktivitas pantai dibawah ini:







Tidak ada komentar:

Posting Komentar